Rabu, 20 April 2011

Pupuk Casting

Pengembangan Pupuk Casting di Gunung Kidul
Peluang Usaha Pupuk Casting.

Kelompok tani berpeluang memproduksi pupuk organik casting berbahan baku kotoran sapi/tlethong dan cacing Mallacus dengan skala usaha lima ton per bulan dengan harga 750 – 900/kg. Widodo , yang merupakan kepala dukuh Guyangan kidul, Desa Mretelu Kecamatan gedangsari, Kabupaten Gunungkidul : mengatakan proses pembuatan pupuk organik casting cukup sederhana dan bahan bakunya pun mudah didapatkan dengan harga murah, sehingga kegiatan tersebut dapat dikembangkan sebagai industry skala kecil.

"Pasar pupuk organik akhir-akhir ini semakin terbuka seiring kesadaran petani dalam penggunaan sarana produksi non-kimia, menyusul semakin menurunnya tingkatkesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia," ujarnya baru-baru ini. Widodo, menambahkan pembuatan pupuk organik casting membutuhkan bahan baku kotoran sapi/tlethong,  yang difermentasikan dengan cairan FGSP (fast growth stimulan plant) larutan yang terdiri dari 14 strain mikrobia.

Bahan baku tersebut dijadikan media atau makanan bagi berkembangnya cacing Mallacus, sehingga cacing tersebut mengeluarkan kotoran yang bercampur dengan kotoran sapi dan menghasilkan pupuk organik casting. Harga cacing Mallacus di Gunungkidul saat ini Rp 40.000 – 50.000 per kg. Cacing tersebut cukup rakus yang dalam jangka 24 jam mampu makan seberat badannya. Sedangkan ketersediaan kotoran sapi cukup
melimpah yang pengambilannya hanya membutuhkan ongkos angkut. Selain itu, dibutuhkan FGSP dengan harga beli Rp 80.000 per liter.

Menurut widodo , pembuatan pupuk organik casting dapat dikembangkan menjadi skala usaha dengan kapasitas produksi lima ton per bulan yang membutuhkan 50 kg cacing Mallacus dan satu liter FGSP. Harga jual pupuk tersebut di Jatim kini Rp 750 - Rp 900 per kg. Selain penjualan pupuk, usaha tersebut juga dapat memperoleh pendapatan dari berkembang biaknya cacing Mallacus, dimana 50 kg cacing dapat bertambah dua kali lipat selama tujuh bulan.

LESMAN sebagai LSM yang bergerak di bidang pertanian berkelanjutan mendorong pengembangan pupuk organik casting itu selain membuka peluang usaha di pedesaan juga dapat digunakan sebagai bentuk bentuk kegiatan kelompok. "Petani selama ini menghadapi ketergantungan terhadap pasok pupuk kimia, yang pendistribusiannya kerapkali tidak lancar, maka perlu dikembangkan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitarnya." Petani, lanjut Herri, sudah saatnya mandiri dalam pengadaan pupuk agar dapat menekan biaya produksi. Selain perhitungan ekonomis, pupuk organik dinilai bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah yang telah rusak/jenuh akibat terlalu lama
digenjot dengan pupuk kimia.